Nabi Ilyas a.s termasuk keturunan Nabi Harun a.s yang ke empat. Kisah Nabi Ilyas yang akan dipaparkan adalah pada waktu Allah Swt. mengutus Nabi Ilyas a.s untuk memperingati kaum yang menyembah Ba’al (nama berhala wanita yang disembah). Ilyas meminta agar kaum tersebut meninggalkan menyembah Ba’al dan menyembah kepada Allah Swt. yang telah menciptakan manusia dan seluruh makhluk di muka bumi ini.
Ilyas berkata kepada kaumnya “Apakah kalian tidak takut pada azab Allah dan alasan-Nya sehingga kamu tidak mentaati perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya? Ataukah kamu mau menyembah berhala Ba’al dan meninggalkan ibadah kepada Allah yang telah menciptakan alam dengan sebaik-baiknya ciptaan-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya? Padahal Tuhan yang harus disembah hanyalah Allah, Tuhan nenek moyang kamu terdahulu”.
Namun apa yang sudah diserukan dan diperintahkan oleh Nabi Ilyas tidak digubris oleh kaumnya. Allah menyebutkan dalam Al-Quran, bahwa Ilyas telah dijadikan sebutan yang baik bagi orang-orang sesudahnya. Karena Ilyas termasuk ke dalam golongan orang yang beriman dan ikhlas beramal. Yang temuat dalam surat ash-Shoffaat ayat 123 – 132, sebagai berikut:
“Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba kami yang beriman” (ash-Shoffat : 123 – 132)
Nabi Ilyas tidak pernah putus asa, siang dan malam ia terus menyampaikan syariat agama Allah kepada kaumnya. Akan tetapi kaumnya tetap tidak mempedulikan, bahkan hendak melakukan niat jahat dan kejam untuk membunuh Nabi Ilyas. Allah Swt. yang maha mengetahui, akhirnya memberikan siksaan dan musibah kepada kaum yang bebal tersebut. Allah Swt. memberikan musim kemarau yang panjang bertahun-tahun lamanya. Akibatnya air-air menjadi kering dan habis, timbullah kelaparan karena ladang-ladang menjadi gersang, ternak-ternak mati kekurangan air, manusia pun banyak yang mati.
Di saat kebingungan akhirnya kaum tersebut mencari dan bertemu dengan Ilyas. Mereka menyatakan telah insyaf dan hendak meninggalkan Ba’al berhala yang mereka sembah, lalu menyembah Allah Swt. Mereka meminta kepada Ilyas agar Allah memberikan hujan. Kemudian Ilyas berkata “Bila kamu betul-betul beriman kepada Allah dan percaya akan kerasulanku, aku doa’kan kepada Tuhanku yang juga Tuhan kamu semua.”
Lalu, Ilyas berdoa dan memohon kepada Allah agar segera diturunkan hujan, Allah mengabulkan doa Ilyas. Sesudah itu turunlah hujan yang sangat lebat, membasahi ladang-ladang yang kering, tak lama sesudah itu kehidupan kembali menjadi seperti semula. Ladang-ladang kembali subur, ternak-ternak sudah mulai membaik. Namun apa yang dinyatakan oleh kaum tersebut ternyata hanyalah omong kosong belaka, sesudah keadaan membaik mereka menjadi lupa dan durhaka kepada Allah Swt.
Kemudian, Allah mendatangkan kembali siksa dan musibah yang lebih besar dari sebelumnya dengan mendatangkan gempa yang sangat hebat sehingga binasalah mereka. Nabi Ilyas dan para pengikutnya diselamatkan oleh Allah Swt. Itulah akibat dari kaum yang tidak mendengarkan dan mengkhianati perintah dari Allah Swt. Wallahu ‘alam bishowab.
Ilyas berkata kepada kaumnya “Apakah kalian tidak takut pada azab Allah dan alasan-Nya sehingga kamu tidak mentaati perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya? Ataukah kamu mau menyembah berhala Ba’al dan meninggalkan ibadah kepada Allah yang telah menciptakan alam dengan sebaik-baiknya ciptaan-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya? Padahal Tuhan yang harus disembah hanyalah Allah, Tuhan nenek moyang kamu terdahulu”.
Namun apa yang sudah diserukan dan diperintahkan oleh Nabi Ilyas tidak digubris oleh kaumnya. Allah menyebutkan dalam Al-Quran, bahwa Ilyas telah dijadikan sebutan yang baik bagi orang-orang sesudahnya. Karena Ilyas termasuk ke dalam golongan orang yang beriman dan ikhlas beramal. Yang temuat dalam surat ash-Shoffaat ayat 123 – 132, sebagai berikut:
“Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba kami yang beriman” (ash-Shoffat : 123 – 132)
Nabi Ilyas tidak pernah putus asa, siang dan malam ia terus menyampaikan syariat agama Allah kepada kaumnya. Akan tetapi kaumnya tetap tidak mempedulikan, bahkan hendak melakukan niat jahat dan kejam untuk membunuh Nabi Ilyas. Allah Swt. yang maha mengetahui, akhirnya memberikan siksaan dan musibah kepada kaum yang bebal tersebut. Allah Swt. memberikan musim kemarau yang panjang bertahun-tahun lamanya. Akibatnya air-air menjadi kering dan habis, timbullah kelaparan karena ladang-ladang menjadi gersang, ternak-ternak mati kekurangan air, manusia pun banyak yang mati.
Di saat kebingungan akhirnya kaum tersebut mencari dan bertemu dengan Ilyas. Mereka menyatakan telah insyaf dan hendak meninggalkan Ba’al berhala yang mereka sembah, lalu menyembah Allah Swt. Mereka meminta kepada Ilyas agar Allah memberikan hujan. Kemudian Ilyas berkata “Bila kamu betul-betul beriman kepada Allah dan percaya akan kerasulanku, aku doa’kan kepada Tuhanku yang juga Tuhan kamu semua.”
Lalu, Ilyas berdoa dan memohon kepada Allah agar segera diturunkan hujan, Allah mengabulkan doa Ilyas. Sesudah itu turunlah hujan yang sangat lebat, membasahi ladang-ladang yang kering, tak lama sesudah itu kehidupan kembali menjadi seperti semula. Ladang-ladang kembali subur, ternak-ternak sudah mulai membaik. Namun apa yang dinyatakan oleh kaum tersebut ternyata hanyalah omong kosong belaka, sesudah keadaan membaik mereka menjadi lupa dan durhaka kepada Allah Swt.
Kemudian, Allah mendatangkan kembali siksa dan musibah yang lebih besar dari sebelumnya dengan mendatangkan gempa yang sangat hebat sehingga binasalah mereka. Nabi Ilyas dan para pengikutnya diselamatkan oleh Allah Swt. Itulah akibat dari kaum yang tidak mendengarkan dan mengkhianati perintah dari Allah Swt. Wallahu ‘alam bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar